Kapolda Jadi Khatib di Masjid Darussalam Samarinda
Poldakaltim.com, SAMARINDA.- Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin bersama jajaran Pejabat Utama Polda Kaltim pada hari ini, Jumat (31/3/2017) melakukan “Safari Jumat† di Masjid Darussalam Samarinda, Kalimantan Timur. Ini merupakan masjid ketiga di Kota Samarinda yang disambangi Kapolda Kaltim dalam Safari Jumat, sekaligus menjadi khatib salat Jumat.
Tak kurang dari seribuan jamaah salat Jumat memenuhi Masjid Darussalam yang terletak Kelurahan Pelabuhan, tepi Sungai Mahakam ini. Tampak unsur Muspida Provinsi Kaltim, FKPD, Muspida Samarinda, Kapolresta Samarinda besama jajarannya, hadir di antara jamaah.
Dalam khotbahnya, Kapolda Kaltim selaku khatib mengingatkan bahwa dalam Islam mengharuskan orang-orang muslim berperilaku dengan perasaan, dan hati yang bersih. Menjaga lisan, menjaga rahasia pribadi masing-masing, serta berakhlak mulia, terhadap diri dan seluruh umat manusia di alam semesta ini.
Seperti yang telah diingatkan Allah dalam Alquran, yakni Surat Al Hujarat ayat 12 yang artinya: Hari orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari buruk sangka atau kecurigaan, karena sebagian dari buruk sangka itu adalah dosa dan janganlan suka mencari-cari keburukan orang lain.
Pesan Alquran ini adalah jawaban dari fenomena yang kita alami saat ini. Seribu tahun yang lalu, Alquran sudah memberikan pesan kepada kita. Sebagaimana yang kita alami saat ini. Kita berada dalam era globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Teknologi ini membuat kita sangat mudah untuk berkomunikasi. Begitu juga sangat mudah untuk melakukan ibadah-ibadah karena kemajuan teknologi.
“Kita bisa bisa berangkat naik haji, umroh hanya beberapa jam sudah sampai. Itu karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita berada di Mekah, kita bisa berkomunikasi dengan keluarga kita di Samarinda ini, itu karena kemajuan teknologi. Itu hal-hal yang positif,†kata Kapolda.
Tetapi saat ini, kata Kapolda, Â ilmu pengetahuan dan teknologi itu yang membuat kita berubah perilaku. Di media sosial, kita suka saling menyalahkan, saling mencurigai, saling menjelek-jelekkan.
Yang seharusnya, kemajuan teknologi informasi itu kita gunakan untuk beribadah, mempermudah kita bersilatuhrahim antar sesama manusia, kita menyambung silatuhrahim antara satu dengan yang lain, bisa melalui media sosial. Yang seharusnya itu yang kita lakukan.
Karena menggunjing, atau menjelek-jelekkan orang itu menyebabkan rusaknya kehormatan seseorang. Merusak hati dan ketentraman masyarakat, serta menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat. Menggunjing orang lain, tidak terlepas, dari salah satu istilah yang disebutkan dalam alquran, yaitu gibah (menggunjing) dan bhutan (fitnah).
Jika dikatakan kepada saudara, bahwa seorang telah menggunjingmu sampai kami merasa kasihan kepadamu, maka jawablah. Seharusnya, dialah yang harus dikasihani. Sungguh beruntung orang yang bisa menahan diri, tidak menggunjing orang lain, karena dia lebih banyak waktu untuk mengoreksi dirinya sendiri, sehingga kita bertakwa kepada Allah SWT, berpegang aturan- aturan Alquran. Kemudian menghadap Allah dengan khyusus, lisan yang jujur,dan iklas  mencintai saudara-saudaranya.
“Sebagaimana  Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr: ayat 10: Ya Rabb Kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami telah beriman lebih dahulu dari kami. Dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian di dalam hati kami. Sesungguhnya, Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang,†ucap Kapolda Kaltim selaku khatib salat Jumat.
(Humas Polda Kaltim)