Kapolda Jadi Khatib Masjid Agung Pelita Samarinda
Poldakaltim.com, SAMARINDA.- Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin bersama jajaran Pejabat Utama Polda Kaltim pada hari ini, Jumat (28/4/2017) kembali melakukan “Safari Jumatâ€Â di wilayah Kota Samarinda, tepatnya di Masjid Agung Pelita, Jl. Pelita Samarinda. Sekitar 800 jamaah Jumat hadir di masjid ini, dan mendengarkan khotbah dari Kapolda Kaltim yang membawakan tema: Perkembangan Ilmu Pengetahuan dengan Fenomena Media Sosial di masyarakat.
Kapolda Kaltim selaku khatib menyampaikan bahwa dalam agama Islam yang mulia ini mengajarkan bagaimana kita berperilaku dengan perasaan, dan hati yang bersih. Menjaga lisan, menjaga rahasia pribadi masing-masing, serta berakhlak mulia, terhadap diri dan seluruh umat manusia di alam semesta ini.
Seperti yang telah diingatkan Allah dalam Alquran, yakni Surat Al Hujarat ayat 12 yang artinya: Hari orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari buruk sangka atau kecurigaan, karena sebagian dari buruk sangka itu adalah dosa dan janganlan suka mencari-cari keburukan orang lain.
Pesan Alquran ini adalah jawaban dari fenomena yang kita alami saat ini. Seribu tahun yang lalu, Alquran sudah memberikan pesan kepada kita. Sebagaimana yang kita alami saat ini. Kita berada dalam era globalisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Teknologi ini membuat kita sangat mudah untuk berkomunikasi. Begitu juga sangat mudah untuk melakukan ibadah-ibadah karena kemajuan teknologi.
Tetapi saat ini, kata Kapolda, ilmu pengetahuan dan teknologi itu yang membuat kita berubah perilaku. Di media sosial, kita suka saling menyalahkan, saling mencurigai, saling menjelek-jelekkan. Yang seharusnya, kemajuan teknologi informasi itu kita gunakan untuk beribadah, mempermudah kita bersilatuhrahim antar sesama manusia, kita menyambung silatuhrahim antara satu dengan yang lain, bisa melalui media sosial. Yang seharusnya itu yang kita lakukan.
Karena menggunjing, atau menjelek-jelekkan orang itu menyebabkan rusaknya kehormatan seseorang. Merusak hati dan ketentraman masyarakat, serta menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat. Menggunjing orang lain, tidak terlepas, dari salah satu istilah yang disebutkan dalam alquran, yaitu gibah (menggunjing) dan bhutan (fitnah).
Dalam riwayat Abu Daud, pada waktu Nabi Muhammad SAW pada Isra Mikraj, pada langit ke sekian, Nabi Muhammad melihat ada kaum yang kukunya panjang, terbuat dari tembaga. Pekerjaanya menggaruk-garuk dadanya. Nabi bertanya kepada Jibril, dan dijawab itu adalah kaum waktu dia hidup, suka mengunjing orang, suka membicarakan kejelekan orang, suka mencari kesalahan orang. Maka kukunya diperpanjang terbuat dari tembaga.
Untuk mendengarkan secara lengkap isi ceramah Kapolda Kaltim sebagai khatib Jumat di Masjid Agung Pelita, Samarinda, silakan kunjungi link berikut ini.
(Humas Polda Kaltim)