Poldakaltim.com, SEBATIK.- Jajaran Polsek Sebatik, Nunukan, Kaltara berhasil mengamankan empat nelayan asal Filipina, Rabu (14/6/2017), yang diduga menangkap ikan di wilayah perairan Pancang Merah dekat bagang Sungai Taiwan – Sebatik Indonesia tanpa izin dan bahkan sering mengusir nelayan-nelayan Sebatik yang akan mencari ikan di sekitarnya.
“Kami mendapat laporan dari nelayan-nelayan kita di Sebatik, bahwa mereka sering melihat aktivitas nelayan asing. Bahkan nelayan asing itu justru melarang nelayan Indonesia yang mau mencari ikan di sekitar TKP,†kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Ade Yaya Suryana berdasarkan laporan dari Kapolres Nunukan AKBP Jepri Yuniardi S.I.K, Kalimantan Utara, Kamis (15/6/2017).
Berawal dari laporan tersebut, kata Kabid Humas Polda Kaltim, anggota Polsek Sebatik Timur  pada Rabu pagi dengan menggunakan perahu nelayan Sebatik melaksanakan penyelidikan dan patroli di sekitar TKP. Setelah ditunggu pada tengah hari pukul 12.00, di TKP ditemukan ada perahu nelayan sedang memasang bubuk (alat tangkap ikan terbuat dari bahan bambu).
“Pada saat anggota lalu melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap 4 orang yang berada di perahu, dan mereka beserta barang bukti langsung diamankan menuju Mapolsek Sebatik Timur untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,†kata Kabid Humas Polda Kaltim.
Berdasarkan pemeriksaan, 4 nelayan itu adalah warga Filipina, namun sementara tinggal di Sabah Malaysia. Mereka adalah: Mukhtar bin Albani (50), Abir bin Asiri (25), Faizal bin Abraham (17) dan Alzim bin Mukhtar (25). Sedangkan barang bukti yang diamankan yaitu: 1 perahu ukuran panjang 640 inchi, lebar 70 inchi dengan mesin merk Yamaha 40 PK,  satu lembar bendera Malaysia, 5 ekor Ikan Merah.
Berdasarkan pemeriksaan awal, mereka berangkat dari Sabah pada Rabu subuh. Setibanya di TKP langsung memasang bubuk, sekitar tengah hari para pelaku memeriksa hasil tangkapan dan mendapatkan 5 ekor ikan dari 2 bubuk.
“Para nelayan ini masuk wilayah perairan Indonesia karena tidak memiliki peralatan navigasi atau petunjuk arah GPS. Mereka adalah warga Filipina yang tinggal di pesisir Indra Sabah Malaysia,†kata Ade Yaya Suryana.
(Humas Polda Kaltim)