Poldakaltim.com, TANAH GROGOT.— Dalam rangkaian Safari Ramadhan 2017 ke Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kapolda Kaltim Irjen Pol Drs. Safaruddin memberikan tausiah atau kultum kepada jamaah salat tarawih di Masjid Suhada Jl. Pangeran Mentri, Tanah Grogot, Kamis (1/6/2017) malam. Kapolda memberikan pesan terkait bagaimana kita menjalankan ibadah puasa dan pesan-pesan seputar kamtibmas, bahaya narkoba hingga soal radikalisme dan terorisme.
Di awal tausiahnya, Kapolda Kaltim mengatakan, kita harus bersyukur kepada Allah karena masih diberi kesempatan bertemu dengan bulan suci Ramadhan ini. Bulan yang penuh berkah dan ampunan. “Jadi sebelas bulan kita bergelimangan dosa, waktunya kini kita minta ampun kepada Allah dan melipatgandakan pahala-pahala,†katanya.
Kami datang ke sini, kata Kapolda, untuk bersilaturahim kepada bapak-bapak dan ibu-ibu di Paser ini. Bahwa saya sangat bersyukur bertemu dengan bapak-bapak dan ibu-ibu. Bahwa dalam bulan suci Ramadhan ini, menjadikan kita umat yang bertaqwa. Seperti dalam Al-Quran surat Al-Baqarah 183: Wahai orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan terhadap orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.
Jadi kalau kita berpuasa, kata Kapolda, membuat kita itu bertaqwa. Ada derajat taqwa dan itu pahalanya diberikan oleh Allah SWT. Tetapi puasa yang bagaimana membuat kita bertaqwa. Harus memenuhi persyaratan menahan lapar, tidak makan dan minum. Menjaga lisan dan perbuatannya.
Jadi saya pesan, kata Kapolda, Â kalau bapak-bapak, berpuasa jangan melangar aturan lalulintas. Jangan melanggar lampu merah. Kalau harus pakai helm, ya pakai helm. Jangan nanti bertengkar antara polisi dengan Pak haji yang berangkat salat tarawih, karena tidak pakai helm.
Singkatnya, dalam perdebatan itu, Pak haji minta dibuktikan apakah helm polisi atau topi Pak haji yang kuat. Maka helm polisi dibanting, dan akhirnya pecah. Selanjutnya, kopiah Pak haji dibanting, dan tidak apa-apa. “Itu tidak boleh. Kita tidak boleh melanggar aturan, karena aturan itu untuk keselamatan orang lain dan diri kita,†katanya.
Kapolda mengungkapkan, angka kecelakaan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ini, tiap minggu ada 6 sampai 7 orang meninggal percuma di jalan, termasuk di Pasir. Kalau dikalikan 4, angka kematian ini menjadi 28 orang yang meninggal sebulan.
Narkoba dan Kewaspadaan Seperti Saat Cabut Gigi
Dalam pesan yang kedua, Kapolda mengangkat  permasalahan narkoba. Saya minta kepada kita semua, anak-anak kita. Ya mungkin kita sendiri, terancam dengan narkoba karena tidak mengenal umur, tidak mengenal jabatan, dll.
“Kalau sudah terkena narkoba, sudah hancur (kita). Karena akan putus syaraf-syaraf atas segala macam. Sudah tidak peduli dengan orang lain, dan semua barang-barang di rumah akan habis dijual (untuk membeli narkoba), karena ada ketergantungan,†katanya.
Sampai saat ini ada 60 sampai 80 orang per minggu terkena narkoba di Kaltim dan Kaltara. Termasuk di Pasir ini, ada 4 orang per minggu. Kapolda mengajak jamaah yang hadir, bapak-bapak dan ibu-ibu, untuk menjaga anak-anak kita, keluarga kita dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman narkoba. Sebab bahaya narkoba lebih dari minuman keras.
Kapolda menggambarkan kewaspadaan itu seperti ketika seseorang pergi berobat ke dokter gigi, minta dicabut giginya yang sakit. Setelah dicabut, ternyata dokter tidak mau menerima uang bayarannya.
“Orang ini senang, dan sampai di rumah, ternyata… yang dicabut bukan gigi yang sakit. Ternyata yang dicabut  gigi emasnya. Nah, itu yang dimaksud waspada,†kata Kapolda yang membuat sebagian besar jamaah tertawa.
Kewaspadaan lanjut Kapolda, juga terhadap radikalisme dan terorisme yang membunuh orang, mengkafirkan orang.
Suatu ketika, Nabi Muhammad berkumpul dengan para sahabat, lalu berkata: Wahai sahabat, sebentar lagi akan datang ahli surga. Para sahabat Nabi penasaran, dan ingin melihat siapa pemuda ahli surga itu. Akhirnya ada salah satu sahabat yang tinggal tiga hari berturut-turut di rumah pemuda. Namun setelah tiga hari tidak menemukan apakah kelebihan dari pemuda dimaksud.
“Akhirnya ditanya apa sih kelebihan kamu, sehingga Nabi Muhammd mengatakan kamu ahli surga. Pemuda itu menjawab, saya itu berusaha tidak menyakiti orang lain. Kalau ada orang lain yang menyakiti saya, sebelum saya tidur, dan sebelum orang itu minta maaf, saya sudah memaafkan. Dan ketiga, saya berusaha untuk menjalin silatuhraim, kepada orang yang saya kenal dan yang belum saya kenal,†katanya.
Masalah yang juga rawan di Kalimantan Timur, yaitu konflik antar etnis. Â Di Pasir alhamdulillah tidak pernah terjadi. Di Tarakan pernah, di Kubar pernah, Samarinda, pernah konflik antar etnis di Kalimantan.
“Saya minta, kita jaga kerukunan di Pasir. Supaya kita menjadi orang ahli surga,†pinta Kapolda.
Kapolda mengharapkan jamaah menjaga silatuhrami, menjaga ketertiban dan keamanan. Karena, keamanan itu, sejak manusia lahir sudah butuh rasa aman. Ketika bayi lahir menangis, karena butuh rasa aman.
“Bayi setelah dimandikan, diselimuti . Dia diam, karena rasa yaman dan aman. Orang sejak lahir  sampai meninggal butuh keamanan. Makanya bapak kalau membangun rumah, pintunya harus dibuat dari kayu yang bagus, kuat. Buat pagar, dan dikasih kunci,†kata Kapolda. “Soal keamanan, saya harapkan kesadaran kita semua untuk menjaga keamanan, karena ini merupakan kebutuhan kita semua,†tambahnya.
Berbuat Baiklah Dengan Penuh Kesadaran, Jangan Terpaksa
Dalam akhir tausiahnya, Kapolda Kaltim bercerita tentang sebuah peristiwa ada anak kecil jatuh dari kapal penumpang dari Surabaya ketika datang di Pelabuhan Semayang Balikpapan. Penumpang  saling toleh kiri-kanan, tidak ada yang menolong anak kecil. Tetapi setelah beberapa lama, ada orang melompat dan berhasil menolong.
Tetapi setelah berhasil menolong, dan naik, ditanya wartawan: “Pak apa motivasi menolong anak kecil ituâ€.
Orang itu, menjawab: “Saya tidak punya motivasi apa-apa. Saya ke sini, cari-cari siapa yang mendorong saya ke bawahâ€.
“Jadi menolong anak kecil itu karena terpaksa, karena ada yang mendorong. Kalau tidak didorong, tidak ada yang lompat,†ucap Kapolda.
Jadi maksud saya, kata Kapolda, di Paser ini, berbuat  baiklah, patuhilah aturan-aturan lalulintas. Jahui narkoba dan saling mengingatkan terhadap bahaya narkoba. Menjaga silaturahim, menjaga konflik-konflik antar etnis, antar agama. Sehingga kita damai, bisa melaksanakan pekerjaan sehari-hari, dengan penuh kesadaran. Semuanya itu akan diganti oleh Allah SWT.
“Sadar pak, jangan terpaksa, sehingga semuanya itu berpahala,†kata Kapolda Kaltim diakhir tausiahnya.
(Humas Polda Kaltim)