Bontang – Berbagai cara dihalalkan oleh oknum tertentu demi meraup pundi-pundi rupiah. Salah satunya dengan dugaan memanipulasi surat undangan resmi ke dinas-dinas di daerah. Kali ini korbannya ialah salah seorang pegawai dari Dinas Pendidikan Bontang, sebut saja Bunga. Niatan untuk berangkat ke ibu kota negara, Jakarta buyar.
Mulanya ia hendak berangkat memenuhi undangan “Sosialisasi Perpajakan Berbasis Elektronik Bendahara Pemerintah” 17-18 Juli silam di Le Meredium Hotel, Jakarta Pusat.  Namun setelah ditelisik surat tersebut diduga palsu, Rp 9 juta miliknya yang telah terlanjur ditransfer guna akomodasi raib entah kemana.
Diketahui surat tersebut ditujukan ke Disdik Bontang pada 11 Juli lalu. Isinya terkait kegiatan yang bertajuk sosialisasi kebijakan nasional itu khususnya Bendahara Pengeluaran pada SKPD terkait. Dari gaya bahasa yang digunakan surat tersebut cukup rapi dan meyakinkan. Pada bagian kop surat juga ada logo Kemenkeu.
Sementara di akhir surat tertera tanda tangan ketua Panitia dari Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak lengkap dengan setempel Kemenkeu. Setelah diteliti, alur dan prosedur sesuai isi surat diikuti oleh pihak Disdik. Tidak ada kecurigaan apapun. Dua orang pegawainya ditunjuk untuk memenuhi undangan tersebut.
Dalam surat tersebut dijelaskan, seluruh anggaran biaya penyelenggaraan kegiatan ditanggung penuh Kemenkeu, termasuk transportasi dan akomodasi Hotel. Sedangkan untuk verivikasi dan pendaftaran, diarahkan untuk menghubungi nomor 091311310676 yang tertera dalam surat tersebut
Setelah dihubungi, sesosok orang yang mengaku dari Kemenkeu meminta sejumlah uang pendaftaran untuk satu orang yang pergi mewakili Disdik. Selain meminta, orang tersebut juga membujuk rayu. Terpengaruh akan hal itu Bunga pergi ke anjungan tunai mandiri atau ATM untuk mentransfer sejumlah uang pendaftaran pada pekan lalu. Totalnya senilai Rp 9 juta. Namun hingga sekarang tidak jelas kemana uang tersebut. Merasa tertipu ia melaporkan hal ini ke Mapolres Bontang.
“Pengakuannya dia merasa seperti terhipnotis, ia mengikuti semua panduan yang diarahkan oleh orang yang ia telepon,” ungkap Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono didampingi Kasat Reskrim Iptu Rihard Nixon Hernando, Senin (31/7) sore.
“Kami mengimbau, kepada dinas-dinas ataupun siapa pun, untuk tidak mudah percaya apabila mendapatkan undangan dengan meminta sejumlah uang di awal, cek kebenarannya serta konfirmasi melaui website resmi,” sambungnya.
Saat ini, Polres Bontang tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus penipuan yang berkedok Kemenkeu ini.