KALTARA, Poldakaltim.com,— Dalam kunjungan hari kedua di Bulungan, Kaltara, Jumat (15/12/2017) Kapolri Jenderal Polisi H Tito Karnavian berserta rombongan sempat melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Istiqomah, Bulungan bersama ratusan jamaah termasuk di antaranya Gubernur Kaltara Irianto Lambrie. Yang istimewa dalam salat Jumat ini, bertindak selaku khatib tak lain Kapolda Kaltim Irjen Pol. Drs. Safaruddin.
Ini merupakan hal biasa yang sudah lama dilakukan oleh Kapolda Kaltim bertindak sebagai khatib salat Jumat di beberapa daerah yang dikunjunginya dalam rangka kunjungan kerja, baik di Kaltim maupun di Kaltara. Dan seperti biasanya, Kapolda Kaltim selaku khatib membawa tema seputar ghibah atau menggunjing terkait fenomena di media sosial yang selama ini banyak terjadi.
Dalam ceramahnya, Kapolda Kaltim mengatakan sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan bagaimana tentang perasaan, mengajarkan perilaku kita, akhlak dan memberikan pendidikan-pendidikan kepada umat manusia di muka bumi ini. Islam mengharuskan orang-orang muslim berperilaku dengan perasaan, dan hati yang bersih. Menjaga lisan, menjaga rahasia pribadi kita masing-masing, serta berakhlak mulia, terhadap diri dan seluruh umat mukmin di seluruh muka bumi ini.
Kapolda kembali menegaskan, karena menggunjing, atau menjelek-jelekkan orang itu menyebabkan rusaknya kehormatan seseorang. Merusak hati dan ketentraman masyarakat, serta menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat. Menggunjing orang lain, tidak terlepas, dari salah satu istilah yang disebutkan dalam alquran, yaitu gibah (menggunjing) dan bhutan (fitnah).
 “Menggibah itu dilarang oleh agama. Dan diibaratkan seperti memakan daging saudara kita yang sudah meninggal. Tentu hal ini jijik, namun hal inilah yang saat ini banyak dilakukan. Saling menjelek-jelekkan di media sosial,†kata Kapolda sembari membacakan salah satu ayat dalam Al-Quran, yakni Surat Al Hujarat ayat 12 yang artinya: Hari orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari buruk sangka atau kecurigaan, karena sebagian dari buruk sangka itu adalah dosa dan janganlan suka mencari-cari keburukan orang lain …
“Jangan karena perbedaan, kita saling menggibah. Yang seharusnya perbedaan itu disikapi dengan baik. Menjadikan karunia yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita tidak menjadi orang-orang bangkrut kelak di akhirat,†kata Kapolda.
Bagaimana dengan orang yang sudah terlanjur melakukan gibah (menggunjing), fitnah? Kapolda dalam ceramahnya mengatakan bagi orang yang berbuat gibah, bhutan, sebaiknya segera bertobat dan minta ampun kepada sesama manusia yang digibah, minta ampun kepada Allah SWT.
Dijelaskannya, perbuatan menggunjing melalui media sosial yang lagi marak saat ini, merupakan salah satu dosa besar yang membinasakan dan merusak agama para pelakunya. Baik sebagai pelaku, maupun orang yang ikut mendengarkan. Karena orang yang mendengarkan namun diam saja, sama dosanya dengan yang menggunjing.
“Sebaiknya, pergi atau mengalihkan ke pembicaraan lain. Ibnu Mubarak mengingatkan: pergilah dari orang yang menggunjing, sebagaimana engkau lari dari kejaran singa,†ujar Kapolda.
(Humas Polda Kaltim)