Polda Kaltim.com – Tuntutan masyarakat terhadap kinerja institusi Polri baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang akan semakin besar dan kompleks untuk menjadi polisi sipil yang profesional, modern dan terpercaya yang mampu mendukung kebijakan pemerintah. Namun hingga saat ini kinerja Polri menjadi sorotan, terutama pada tiga aspek yakni: kurang profesional dalam penegakan hukum, pelayanan publik yang tidak simpatik, dan masih banyaknya kejahatan/pelanggaran. Hal ini mengakibatkan kepercayaan public (pubic trust) terhadap Polri pada tahun 2018 masih rendah walaupun meningkat dari tahun sebelumnya (hasil survey Poltracking Indonesia sebesar 61%).

Guna menjawab tuntutan masyarakat serta menghadapi tantangan yang ada di masa depan, Polri terus melakukan pembenahan dan perbaikan yang salah satu implementasinya ada pada 11 Program Prioritas Polri yang dicanangkan oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs. H. M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. Salah satu program prioritas ini yaitu pemantapan reformasi kultural yang dilaksanakan melalui perubahan mindset dan perilaku para anggota Polri (Revolusi Mental). Pemantapan reformasi kultural ini ujung tombaknya adalah pembinaan SDM dengan berbagai metode yaitu pendidikan, pelatihan, pembinaan, maupun metode lainnya.

Sebagai calon pemimpin di masa depan, peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah Polri Tahun 2018 perlu dibekali oleh berbagai pelatihan yang mampu meningkatkan kemampuan peserta didik baik itu kepemimpinan, kerjasama, komunikasi, maupun kemampuan lainnya. Salah satu metode pelatihan yang perlu dikedepankan adalah Outbound. Pelatihan outdoor ini memberikan wawasan tentang kerjasama, pengembangan diri, kepemimpinan, team work, problem solving yang diharapkan mampu memberikan pengaruh positif dalam pelaksanaan tugas.

Outbound berasal dari kata out of boundaries, yang berarti
“keluar dari batas” atau “keluar dari kebiasaan”, yang mana peserta
diajak untuk berpikir luar biasa dan menghasilkan terobosan-terobosan
baru. Pelatihan melalui aktivitas outbound ini dimulai pada tahun 1941 di
Inggris, oleh Dr. Kurt Hahn sebagai metode yang secara sistematis dirancang sebagai metode pendidikan. Outbound adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif.

Dalam kegiatan outbound biasanya diawali dengan aktivitas ice breaking atau penyegaran terlebih dulu sebagai pengenalan antara peserta dengan instruktur kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi-materi yang membangun semangat oleh motivator mengenai bagaimana membentuk team work yang solid, Leadership, dan belajar berkomunikasi dengan efektif.

Pelaksanaan pelatihan Outward Bound (Outbound) bagi peserta didik Sespimmen Polri Dikreg ke-58 T.A. 2018 dilaksanakan selama tiga hari yaitu dari hari Rabu sampai Jum’at, tanggal 06 April 2018 s/d 08 April 2018, yang bertempat di Kampus Sespim Polri, Lembah Gadok, dan Camping Ground Cikole. Kegiatan pada pelatihan outbound kali ini dibagi ke dalam lima jenis kegiatan yaitu Conditioning, Ice Breaking, Experiencing and Learning, Wrapping Lap, dan Inspiring and Implementing.

Pelatihan Outbound Sespimmen T.A. 2018 bertujuan agar peserta didik: 1) mampu memahami dan membentuk tim yang memiliki soliditas tinggi, 2) membangun komunikasi dua arah yang lebih efektif dan partisipatif dalam kelompok, dan 3) membangun pola kepemimpinan yang professional, lebih kuat dan efektif. Point-point tujuan hasil pelaksanaan pelatihan outbound akan dijelaskan sebagai berikut:

  1. Membentuk Team yang Solid

Dalam sebuah organisasi, tidak dikenal istilah single fighter. Semua merupakan hasil kerja tim. Semua anggota saling membantu dan mendukung demi tercapainya tujuan yang dicanangkan. Kekompakan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan, oleh sebab itu tim yang solid akan mampu untuk meningkatkan produktifitas tim itu sendiri.

Untuk membentuk sebuah tim yang solid dan kompak memang tidak mudah, karena ada banyak kepala di dalamnya yang pasti punya pemikiran yang berbeda. Pikiran-pikiran para anggota tim ini punya kecenderungan saling berbenturan. Perselisihan adalah sesuatu yang wajar terjadi di dalam tim kerja. Ini merupakan dinamika yang tidak bisa ditolak. Namun inilah yang menjadi seni dari sebuah hubungan tim yang solid. Kemampuan dari masing-masing anggota dan juga pemimpin tim untuk dapat menyatukan perbedaan adalah yang harus dimiliki dan dilakukan. Itu sebabnya baik pemimpin ataupun anggota tim harus mengetahui apa saja yang harus mereka pelajari dan lakukan, untuk membangun sebuah tim yang solid.

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk membentuk tim yang solid khususnya di lingkungan Polri, yaitu:

  1. Menanamkan sikap saling memiliki dalam kelompok (Sense of belonging);
  2. Membangun kepercayaan dan saling menghormati;
  3. Mengadakan kegiatan bersama, seperti salah satunya adalah kegiatan pelatihan Outbound ini;
  4. Membuat atau mengefektifkan sistem imbalan contohnya adalah pemberian penghargaan atau reward and punishment;
  5. Meningkakan kompetensi masing-masing personel tim terutama kompetensi soliditas diri yang meliputi: mindset, integritas, jati diri, dan kesampaian intangibles melalui berbagai kegiatan bersama.

Kegiatan yang dilakukan dalam pelatihan outbound Sespimmen 2018 guna meningkatkan dan membentuk tim yang solid adalah melalui materi atau kegiatan: Ice breaking (dengan berbagai games/permainan), experiencing and learning melalui ekspedisi darat yang terdiri dari 3 etape, membangun tenda, dan kegiatan lainya.

  1. Komunikasi dalam Team

Untuk mencapai tujuan dalam kelompok dibutuhkan sebuah kerja sama yang solid antar masing-masing anggota tim. Kerja sama yang apik antar anggota tim bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan perusahaan maupun organisasi dalam hal ini institusi Polri. Salah satu hal yang patut diperhatikan dalam menjalin kerja sama tim adalah komunikasi yang baik. Apabila komunikasi tersebut dapat terjalin dengan baik antar seluruh anggota kelompok, maka peluang pencapaian keberhasilan pun akan meningkat, terutama untuk menyukseskan 11 program prioritas Polri.

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian informasi (ide, gagasan, saran, pesan) dari satu pihak ke pihak yang lainnya. Istilah komunikasi berasal dari kata latin communicare atau communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa komunikasi bertujuan untuk membuat orang lain memahami pesan maupun informasi yang kita berikan kepada mereka. Terdapat dua bentuk komunikasi yang sering dilakukan, yaitu komunikasi secara verbal maupun non-verbal. Komunikasi verbal biasa dilakukan secara langsung maupun melalui tulisan, sedangkan komunikasi non-verbal dapat terlihat dari gestur tubuh maupun mimik wajah seseorang.

Kegiatan Outbound yang telah dilaksanakan, dirasakan oleh peserta didik sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi yang baik dalam sebuah tim. Seluruh kegiatan dalam pelaksanaan pelatihan outbound mengajak seluruh peserta untuk berkomunikasi dengan peserta lainnya. Beberapa kegiatan yang mampu mengembangkan komunikasi pada pelatihan outbound adalah: diskusi kelompok, anjangsana kampung, membuat yel-yel, paparan sindikat, problem solving, encouraging teamwork, evaluation, dan motivation.

  1. Kepemimpinan

Kemampuan kepemimpinan (leadership) merupakan sebuah kemampuan yang bukan hanya harus dimiliki oleh seorang pemimpin, tapi juga seorang individu. Dengan memiliki kemampuan leadership maka seseorang akan lebih merasa percaya diri dalam lingkungannya. Kemampuan leadership yang merupakan kemampuan memengaruhi orang lain dalam hal visi, misi, nilai-nilai dan tujuan dari satu organisasi atau kegiatan tertentu; dan keinginan untuk berkolaborasi harus dimiliki oleh seluruh peserta didik Sespimmen Dikreg ke 58.

Kepemimpinan di dalam institusi Polri saat ini menghadapi tantangan utama yaitu perlunya peningkatan kemampuan individu dari seorang pimpinan secara kontinu agar mampu membangun dan mengembangkan budaya yang kondusif serta mampu menciptakan atmosfer yang mendukung kerja team dalam pelaksanaan tugas pokok Polri dan Program Prioritas Polri. Kemampuan dari masing-masing individu untuk memimpin dapat diasah melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam outbound ini. Beberapa kegiatan yang mampu meningkatkan kemampuan kepemimpinan peserta pada pelatihan outbound adalah team building, ice breaking, penugasan dan paparan sindikat, experiencing and learning melalui ekspedisi darat, dan kegiatan lainnya.

Selain itu menurut penulis, untuk membentuk jiwa kepemimpinan maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu: 1) meningkatkan kompetensi melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan dan lainnya; 2) membangun komunkasi yang aktif baik dengan pimpinan maupun bawahan; 3) bersikap adil dan tidak pandang bulu; 4) berpegang teguh pada nilai; dan 5) meningkatkan soliditas diri yang terdiri dari koneksitas kolegial, koneksitas social dan koneksitas teknologi.

Kegiatan pelatihan outbound yang telah dilaksanakan selama tiga hari dirasakan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri dan bekal bagi peserta didik sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang. Pelatihan outbound mengajarkan untuk membentuk tim yang solid dengan poin utama adalah membangun kepercayaan antar anggota tim, selain itu mampu meningkatkan kemampuan komunikasi serta jiwa kepemimpinan peserta. Diharapkan kegiatan outbound ini tidak hanya dilaksanakan hanya sekali saja, namun dapat dilaksanakan secara terjadwal dan konsisten, serta kegiatan outbound ini dapat dilaksanakan di seluruh satuan kerja Polri.

 

Penulis : AKBP Agus Siswanto, SH, S.I.K, MH

Serdik 201803002012

Share.

Comments are closed.

© Copyright 2024 || Polda Kaltim tribratanews.kaltim.polri.go.id

Exit mobile version